Pedoman Praktis Membaca EKG ELEKTROKARDIOGRAFIE


Adalah pencatatan grafis potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada waktu berkontraksi
Rekaman EKG dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standar 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1 mVolt.

TERMINOLOGIE

      Aritmia                 : Irama Abnormal
      Baseline                : Merupakan garis datar, lurus, garis isoelektrik
      Gelombang           : Gerakan dari baseline, naik atau turun
      Segmen                 : Garis isoelektrik yang menghubungkan 2 gelombang
      Interval                 : Jarak satu gelombang plus satu segmen
      Kompleks             : Kombinasi dari beberapa Gelombang

(tidak usah terlalu dipikirkan nanti malah membikin tambah bingung)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEikvyxcpA7z-8_nlE5N_tShEYtPTt_iLfwESyT7vs1cumg1xyG2xyXbdU5YvvPUULpAw6ijro23YYXzQeE3K4Oo2b2k2Ved-p_RjnYMQjerc-pLmMAJ79411IXcAuwZ3QTcFNHJfZQz777i/s320/ecg_waves.gif


JENIS JENIS IRAMA :
      SA Node: Irama Sinus
      Menyebabkan irama reguler (normal), gelombang P yang bulat, dan kompleks QRS yang sempit (normal)
      Atria: Irama Atrial
      Menyebabkan gelombang P yang ireguler dan kompleks QRS masih normal
      AV Node: Irama Junctional
      Kompleks QRS normal, tanpa didahului gelombang P atau gelombang P terbalik atau gelombang P dibelakang kompleks QRS
      Purkinje Fibers: Irama Ventrikuler
      Tidak ada gelombang P, kompleks QRS melebar dan ireguler.

MACAM SADAPAN (LEAD)

SADAPAN BIPOLAR ( extremitas) :
I           : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan kiri
II         : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan tungkai kiri
III        : merekam beda potensial listrik antara lengan kiri dan tungkai kiri
 
SADAPAN UNIPOLAR
aVR     : Sadapan lengan kanan yang diperkuat (augmented)
aVL     : Sadapan lengan kiri yang diperkuat (augmented)
aVF     : Sadapan tungkai kiri yang diperkuat (augmented)
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFICRVbEzTt7gASB9j7jFKz34LlNnpgSYFH1tA8n89n3yFgos2QbEvPTa2UbnBBHxvtLwO0iwxmt7siLJn3-rrFt1AHkLdVM9hMOeMd7SDjA-M2mkzWy2iEYGJOXZWbCkYtmywl94bGU0a/s1600/ECG_leads.jpg
 
SADAPAN PRECORDIAL :
V1       : Letaknya di ICS IV garis sternal kanan (pada laki – laki sejajar dng puting susu)
V2       : Letaknya di ICS IV garis sternal kiri (pada laki – laki sejajar dng puting susu)
V3       : Antara V2 dan V4
V4       : ICS V garis mid clavikula kiri.
V5       : Setinggi V4 garis axillaris anterior kiri.
V6       : Setinggi V4 garis axillaris media kiri.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigaoeT0EZxwUZ_GQa32jknSPzKBtiofMFW1eVHkJVxhGrhHp1OZSd9Q3l-WN0FG4JGi4itY3XInzUYpk55X3ta8AvtWFA5l8UTmZnZ19ytD8lcB9HYUkuihgm112JzZ8CO8wUNa42B3spa/s320/ecg_normal_sinus_rhythm.gif


Komponen Irama Sinus
Gelombang P

Aktivitas (depolarisasi) atrium
Nilai normal :
Tinggi dan lebarnya gelombang P kurang dari 2.5 kotak kecil.
Menunjukkan tanda – tanda Hyperthropie Atrium.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbkDe0ak6R2nKMoCGBwNFxfFLm3U25zHx-9x63KNfLpP4sBV4wSW6ZKLGQzUFIS-RUqqMfgGNAKmz3zfHe7PFDPEzcysUHOhzxYMgJ-cggvXlM3DyXfXVunhoMDCudOYhQHiUercTeJVVz/s320/nsr.jpg

Gelombang Q
Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel.
Nilai Normal :
Lebar dan dalamnya kurang dari 0.04 detik (1 kotak kecil) / 25%
Kepentingan : menunjukkan kepentingan adanya necrosis di myokard.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiaqNRdH0EybJMV2_e3RYIf9c0L-JSrUFBDSmkkhyphenhyphenn8HH81vPOKKwk-8JZWmmC9iK-OsD0nCSf2U5MGpIrCbXQixLx_qtQ_9FhYE2q8LhhtLYjnwvmac7t3m_pB-5HUjMNF5z6GiNGskot1/s320/ECG+PATTERNS.gif

Gelombang R :
Defleksi positif pertama dari komplek QRS, menggambarkan depolarisasi dari Ventrikel.
Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie
Menunjukkan adanya Hyperthropie Ventrikel.
Menandakan adanya tanda – tanda B.B.B (Bundlle Branch Block).

Gelombang S :

Defleksi negatif setelah gelombang R
Fase Depolarisasi Ventrikel
Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie
Kepentingannya hampir sama dengan gelombang R.

Kompleks QRS :
Menggambarkan seluruh fase depolarisasi dari Ventrikel.

Gelombang T :
Menggambarkan fase Repolarisasi dari Ventrikel.
Arah normal : sesuai dng arah gelombang utama komplek QRS.
Amplitudo normal :
Kurang dari 10 mm di sadapan dada
Kurang dari 5 mm di sadapan ekstremitas
Minimal 1 mm.
Kepentingan :
  • Menandakan adanya iskemik / infark
  • Menandakan adanya kelainan elektrolit

Gelombang U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas dilihat di sadapan dada V1 – V4.
Kepentingan :
bila amplitudo U > T menandakan adanya Hypokalemia
Gelombang U yg terbalik terdpt pd Iskhemic + Hyperthropie.

Interval PR :
Adalah jarak antara awal gelombang P sampai dng awal gelombang Q
Nilai normal :
0.12 – 0.20 detik
Kepentingan :
Bila Interval PR < 0.12 terdpt adanya hantaran yg dipercepat (Syndroma WPW dan LGL)
Bila Interval PR > 0.20 terdapat adanya blok di AV


Interval QRS :

Adalah jarak antara awal gelombang Q s/d akhir gelombang S.
Nilai normal :
 < 0.12 detik
Kepentingan :
untuk melihat block pada cabang berkas serabut HIS.

Interval QT :
Adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dng akhir gelombang T.
Nilai normal
L : 0.42 dtk (10.5 ktk kecil) P : 0.43
Kepentingan untuk melihat adanya efek obat obatan + kelainan elektrolit.

Segmen ST :
Adalah jarak awal dari gelombang S sampai dengan awal gelombang T.
Nilai normal :
Isoelektris, berkisar antara – 0.5 s/d +2mm.
Kepentingan :
Untuk melihat adanya ischemik / infark myocard, pericarditis, aneurysma, efek digitalis.
 
Secara umum gambaran EKG adalah untuk mengetahui adanya :
a.    Aritmia
b.    Hyperthropie
c.     PJK
d.    Kelainan Elektrolit.


ARITMIA

Klasifikasi :
a.    Gangguan Pembentukan Impuls
b.    Gangguan penghantaran impuls
A. Gangguan Pembentukan Impuls :
1. Berasal dari Simpul SINUS
a. Takikardi Sinus :

Gelombang P-QRS-T normal
Rate >100x/mnt

b. Bradikardi Sinus :
Gelombang P-QRS-T normal
Rate <60x/mnt
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEZmFEbdjXv7sPlkR9SqSCq4YZvyfWO3z3gZVMVN6I0DYNOlb5Kcp1Vkt1QJJGVgxsFUEqAYDoiT5nG9ZWWP72yLwhIFXHwbr99OIJ_v427Q29xavXjMiWXUK_pZpjNsuj2NygU0nADmRl/s320/SB.jpg

c. Aritmia Sinus :
terdpt irama sinus yg tdk teratur, yaitu menjadi lebih cepat, pada akhir inspirasi dan menjadi lambat pd akhir ekspirasi.
Ciri ciri :
  • Gelombang P-QRS-T normal
  • Interval P-P (R-R) berubah-ubah
d. Henti Sinus (Sinus Arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif kembali

SINUS NORMAL
Irama yg ditentukan oleh Nodus SA
Ciri – ciri :
  • Rate 60 – 100x/mnt.
  • Teratur
  • Setiap gelombang P selalu diikuti oleh komplek QRS-T
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp4ntG757FMNVAwMjA1G5DoAaETNEbvzbqyV86Ai1jp6E7NgQjxyAb6OApvgb9Ar5atIVn6l2z8iAs-qfjrDppbZQWeLoYBAeyyshaWwzhyvdoselz5d0c_IzkDke0b2cyUrwY52TcUrAY/s1600/gelombang+norm.png
2. Aritmia Atrial

a. Ekstrasistole Atrial :
Ciri – ciri :
Gelombang P abnormal dan timbul prematur.
Masa kompensasi tidak penuh.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWvSF6s8ak2Su8ZPHVoDU3poJtOmvhuANp22zTXOFhd4PrC-2QoHV54slbxEUawsZE55VrNSWjJLBCQbUrmIA7-TWnIkglJklNd265zSFRhhLhbSJ0AnZNI1OwhGRhcPB0P1nprcjVwLKV/s320/AES.jpg

b. Paroksismal Atrial Takhikardi
Terdpt sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut m- turut dan teratur.
Gelombang P sering tdk terlihat
Rate : 140 – 250x/mnt

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjxEx_a3KoLujIBfgMEAuyCyTg_Q_Ev-meCJ13pLY1meDGyVY5-_ckbX4hGbTplV13nH2EjjcZLzzMrDFExMQQ1S7Zq_3k1sSYyiJ0AmWQ5Je_S0IY60VTEImml3rxnP6NS7-tdcTP3DBtX/s1600/pat.jpg

c. Atrial Flutter :
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
Rate : 250 – 350x/mnt
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhabeK54cihDq3jGE5_ORAAzyDinAeIN9NRSuHiPecWZho24-fwiEa0vvYuDMRMZpMETgV-tNXY7YjiQOPsP7OkCrPC2javUvq1f8Qq2DoS1HEihmZb1B1XIsSg4-7O9QVPdBZ4ZmMHXIWD/s320/atrial-flutter-2col.jpg

d. Atrial Fibrilasi :
Gelombang P sukar dilihat, hanya berupa getaran pada grs dasar yg sering disebut gelombang f
Konduksi di AV disertai blok

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjzV66vQtefPu_V-TWHH7UdqVCCYncTYnK7-pC7HAOwsTL4ecFzw3W-gXPbI_psieIH3S9hvM30UzCC4Akbi9DjXLU7qFIGfxX2_iH2njMSMm7VsNmKihRiYAvkw8EVJ8rpFcjoU0aytJo/s1600/Atrial%252BFibrillation1.jpg
a. Ekstrasistole Junctional :
Fokus ectopik di AV junction.
Terdapat gelombang P yang abnormal yg bisa terletak di dpn, didalam, / dibelakang kompleks QRS.

Paroksismal AV Junctional Takhikardi
AV Junctionsl Escape Beat 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8En1OVcPph6aaP-Uf52JXbPbyfdPIs7YE-2X1jR_zat2RqNQ32ZiDPUiNQ17iKnGWs8PYLYCefKt8cDpfx2dFPmUZIWlmALeHOak_6CRlIIIaGFnVkaoU3Lti98BswDlVI8zdrCq33kHA/s320/Junctional+PAT.jpg
 


4. Aritmia Ventricel :

a. Ekstrasistole Ventrikel (VES/VPB/VPC) :
Muncul gelombang QRS yang lebar setelah gelombang normal, bisa fokusnya sama / berbeda
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-JwS3bNb9D0kjh526B5ac9lF1lxr5WYoKaDg_D3ojeikagvlJye1YAC01jydUQsU0qoU-2lJCyZLrNGSRUrqV5h0Jhi3pntxn8-KFSq88zapsEErfcHpuboK1-fjhT4Ji0cAZtYj0yUkc/s320/ves.JPG

b. Takhikardi Ventricel :
Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh sederetan denyut Ventrikel
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdDbmXkMFk7inaBQPph5m_e3QLCRTZ_yyjXE4edYHo9Zi-rv168XFYkzgc3l6sGlLfwzcieQED83YRVLjn_2KXdKPJ0l7eTZtMzKI98fEMrZE4jCgJH6Z_INWDU24A2EBubvRGk0eumn0f/s320/vt.png


c. Fibrilasi Ventricel.
Terdapat defleksi yg sangat tdk teratur, kacau dengan bentuk, tinggi, lebar yang berbeda.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBmov7PYNyV5gTO5c-5yn4fv4fQtyn_3aQhqKZd-aZqeIjP298XS5nsZKZjokOYGI8prb75sq4j7aODLThRO2cdZSXdDnaZtEInBcBtnuTaTR7TXT3NBnNb5HuNZpgrB_j0-weYF2ebu14/s320/VF.jpg

d. Ventrikel Escape Beat / Irama Idioventrikuler /PEA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhYsBPUyr425HBivVB-d9eebyDbWzyoTg6lpMGopXnhF05LlKmoJsuROLd16rfZFQn8C92LzvWVHeduPRiYlrenJA73IbA2u9KmAOvPoLcsJxSZ-JuVUAKTCqF4pIF4BmbmR19jpyrntExo/s320/Idioventriculer.jpg


B. Gangguan Penghantaran Impuls
1. Blok :
a. Blok Sino-Atrial (SA)
Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dng jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi aktivitas baik di atrium maupun ventricel.
Ciri – ciri :
Terdapat gap yg jaraknya adalah kelipatan dari interval normal.

b.     Blok Atrio-Ventrikuler (AV)
Disini terdapat hambatan penyaluran impuls di batas atrium dan ventricel.
Klasifikasi AV Blok :

AV Blok derajad I / First degree AV Block :
Terdapat perlambatan hantaran impuls dari atrium ke Ventrikel : perpanjangan interval PR > 0.20 dtk
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhWB0G2jdg71SM42lBo5kw_7IOhvIlFdx0M9zOkN-LyqpcldCtnz0bz48HtTtEBOVsdydgZs24qu6v1H4oysYZlSg-jiM_eKV5jo0tYxzbHXeQva3b2_0AMy7tpeCtDCSdmFhyphenhyphenK8-ZkDrF1/s320/AV+Block+I.jpg

AV Blok derajad II
Mobitz type I (Wenckebach)
Disini masa refrakter relatif disimpul AV makin lama makin panjang sampai akhirnya simpul tdk dpt dialirkan, setelah melalui masa istirahat, kecepatan konduksi menjadi normal dan kelainan ini terulang lagi mulai awal.

Ciri – ciri :
PR Interval makin lama makin panjang.
Kadang terjadi dropped beat (gel P tidak diikuti QRS) kemudian siklus terulang lagi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjtC_7H8nLNninJVWCfd_47ZNls6nS_QXLOOsudZ72Hn2pzq93bCoCIrV1LBlo2p6jkTRzw-Vaj3l2QY4mJ11XV_vnRPF8Y3aD8tNj7R5Uvgw6Xs86obT7kIQL_Dr0AR-5yOwZVbvLRclmj/s320/Mobytz+type+I.jpg
AV Blok derajad II
Mobitz type II
Hambatan di AV Junction adalah scr periodik dan tetap shg pada gambaran EKG terlihat interval PR akan tetap, tetapi scr periodik terdpt impuls sinus (gel P) yg diblok, shg tidak diikuti oleh komplek QRS.
Ciri – ciri :
Penerusan rangsang ke Ventricel kadang gagal.
PR Interval selalu sama panjang.
Dengan teratur setelah jumlah atrium (gel P) tertentu Ventricel tidak berdenyut

AV Blok derajad III / Total AV Blok
Kegagalan konduksi di simpul AV yg bersifat total & permanen, akibatnya atrium dan ventrikel akan berdenyut dng irama masing masing, dimana Atrium diaktifkan oleh Nodus SA dan Ventricel oleh Pace Maker dibawah blok.
Ciri – ciri :
Denyutan atrium tdk berubah dan timbul scr teratur, sedg gambaran komplek QRS bisa normal kalau Pace Maker berada di Berkas HIS, dan bisa menjadi lebar (notched & slurred, kalau Pace Maker berada di Ventrikel.
PP Interval (jarak P ke P berikutnya) sama panjang dan normal ukurannya.
RR interval sama panjang.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjNPiYly5Kga2i16njVXsy8Hw6Ks_80CJFIYuN3_xNrmcxzplcs4W5e_M5Q5kTCLEfoFDbdX7LXf5eGL3TTiqDvCF7HeT2c8RyHuVt_PkacwePIhk0IPFDhNodj8zl3L7jDTCOptGJStOaT/s320/total+av+blok.gif



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhe9zprCy_wa1HUNQyFMDdxJGgbEkBEVhA0jqAfa6emPtjaX7_xuCG6Jwe-Be3iUhVtczZytv-ZIYlrQiUHHAv3st3Rj96-YYE2u3MrUKG8ik7ERQavP_Nl1da27k8Lfo8ls3jX2SraET7l/s320/av+blok+total.gif


Blok IntraVentriculer (BBB)
Secara anatomis berkas HIS bercabang dua (kanan & kiri)
Krn serabut otot jantung buksn penghantar impuls yg baik, shg impuls yg dihantarkan melalui otot ventrikel memerlukan waktu yang lebih lama, akibatnya komplek QRS menjadi lebar (QRS komplek yg normal sempit)
Ada 2 macam blok di Intra ventrikuler :
Right Bundlle Branch Block (RBBB)
Ciri – ciri :
Ada gambaran Rsr’ / rSR’ / RsR’ di V1 – V4
Terjadi perubahan segmen ST
Gel S yg lebar di I
Kalau komplek QRS > 0.12 berarti Komplet RBBB
Kalau komplek QRS < 0.12 berarti Inkomplet RBBB.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjl7mcHowKj_hpRh1IFTKkbi78zpMXeQtaGZ8-HQahtTWaOSIuL6FEaDc-C_npoHEz2G_3_egvUgdWaFqbcGicxDPRqJAi_ggzi5V8CZu6dJqvWS4Fh062v3jL0vxUuylikMjlqF6Kx5Ed_/s1600/rbbb.png
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh65i2RFbj3W2KmvVVER0oWfITCjFg-ggMcaq92TODboWMcHpgdsDEbEp_Y0hiaugg798Np6FFxCrk0bxmag29nxvb0H7NvD_-XrHpzNfJ6fVP9X3RzQt5M7O0lnCwUS92FUexIINEJI8po/s320/right-bundle-branch-block-rbbb.jpg

Left Bundlle Branch Block (LBBB)
Gambaran rsR’ di V4 – V6
Perubahan segmen ST dan gel T di V4 – V6.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSfug0Cs_P1Ot0dhMIMM2sJpBpqaxvVqxPi-qMDc4tBpia7Bzud80iLY00PgnuAtli9zSzn-JSOV1rD3sLG2-odQXfeLDPOdNDtu4Xv5NqrV7cQvKiq2vEGLWw57h7HydRWxYOBaNDh2Q5/s320/lbbb+2.jpg


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiZfYND4UKX1T8Vto0vX0gDsa9Wq-0MuzMEMduYScdMVj1Hky9I_HYHJUGdv77N01OKhsvGUyy_ZsrnezAboHrteKbII__6OzJ1Deyum5LQCD3NSNo6u79aFEkQecOMJie60QEWee4M-FS3/s1600/lbbb.png


























HYPERTHROPIE

Right Atrium Hyperthropie / RAH
Ciri – ciri :
P yg tinggi dan tajam (tall&picked P)
Disebut juga P Pulmonal.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgEKIL7rAuGSP-muBnGTvxThN7aTBoA_YZZK6oiMkbeJ0tqv7zX3Fg5ZdaEXQuLztu1sDnayHYiTIj69uD0UKd_WRle0_ZWWNiKai4b-JmqwR2TvQfccRo5W-14kGMgBDpMCtrGigcJax2x/s320/RAH.jpg

Left Atrium Hyperthropie / LAH
Ciri – ciri :
P yang lebar dan berlekuk (wide &notched)
Disebut juga P Mitral.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigYlZVawvjX5SPfwFxB7ZlevQohytER0fPdMJu73mT4cj9eal6fSWdNBEqTq_mM5Vj2mfnWpZ3kU1tLDxbzQVkBiPcu8MJxHhjB57sbr-bycHSVDrSUHYjVnfvDuyPYCvxegBuCL-RJfAs/s320/LAH.jpg

Right Ventricel Hyperthropie / RVH

Ciri – ciri :
Tinggi R di V1 > daripada dalamnya S di V1 (V1 +).
Perubahan Segmen ST dan gelombang T :
ST Depress + T inversi.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijzygbKLZn2SQU_JVy_erG-mVSW0OX_jVuwtYkrfYqE9JZN_hePlaQyZeEdXdTGqgrvuuXncbnSiOQdn_j0ERPVK0iP0bMTfS-13eoN-eXn-6twU9wFqz8aBva06WWiMGn7DgTbqYolfvm/s320/RVH.jpg


Left Ventricel Hyperthropie / LVH

Ciri – ciri :
Tinggi R di V5 / V6 > 27 mm / 5.5 kotak besar.
Tinggi R di V5 / V6 + dalamnya S di V1 > 35 mm / 7 kotak besar.
R V6 > R V5
Perubahan Segmen ST dan gelombang T : ST Depress + T Inversi.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgA1rI2Fe8cyTKBTGm4Qg77U-k6KE54vFaaslpSOWgTVz8ergHZyc9eZcrOev2jUeHOu0KIRwy1gK1s8GEWOm9akOzhx-X53yHuNfGwZnb-8KsuFKXTigbvK62jzLtjHhACvCFzU9zfNoyX/s320/LVH.jpg



PENYAKIT JANTUNG KORONER

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj0MCzX1Ez6II1run26ooO-cfSALeqBfhQanIl4V8zGKkrk4eHNIRgYB_c1FAtYZQO7HBVnuaN2U7T9Q0Vdd9bYUNVHVOpbSnTjicwl2bh6YUtcz6MVjSYoW5oq0ZXFA1f1dBeswzuDXYC7/s320/EVOLUSI+MI+EKG.jpg

Penyakit Jantung Koroner ( PJK)
                        - Disebabkan Oleh Proses  Ateroskrelosis A.Koronaria
                        - Terjadi  Ketidakseimbangan Antara Kebutuhan Dan Masukan Oksigen Untuk Otot Jantung/Miokard --> ISKHEMI SAMPAI INFARK MIOKARD --> PLAK  ATEROSKLERORIS, EROSI ATAU RUPTUR
Thromboemboli  arteria Koronaria obstruksi total atau sebagian menyebabkan suplai darah/oksigen ke miokard terganggu ketidakseimbangan antara  suplai dan kebutuhan iskhemi sampai nekrosis miokard 

MANIFESTASI KLINIK SKA :
·         Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS)
·          Non Stemi (Non St Elevasi Myocardial Infarction)
·         Stemi (St Elevasi Myocardi Infarction)

KRITERIA DIAGNOSIS :
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
- Nyeri Dada Kiri Khas Kardial
- Perubahan Ekg
Kenaikan Enzym Kardial

Bila ada ciri ciri 2 dari 3 Hal Tersebut Diatas maka sudah bisa dikatakan / disebut IMA / ACS / SKA


CIRI – CIRI EKG

STEMI
-          ST ELEVASI > 1 mVOLT DARI 2 SADAPAN LEAD II,III,aVF dan I aVL,atau >2 mV di lead V1-V6
-          RBBB ATAU LBBB BARU
NON STEMI
-           Inversi T / depresi ST > 1mV dari 2 lead yg bersebelahan
PERUBAHAN EKG : TRANSIENT  à EVOLUSI

AMI ANTERIOR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2UrNcjFDKXTWF2xlHS4zZ4ohHCui7ySm6TLCGEaykmeS8gYAd5iZwxsHYVPSDkKk3epH43pHdjitZo_5vJn0aZaN1dQqCEPW4efAF_h09E67x-9GvKelx9dunc5hdtYIbsTNhs1IuGQe1/s320/ST+ELEVASI.jpg

AMI INFERIOR
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhXr97CtgzHh6OfVFnhN64Ubaw9y6HnIq58TdzKyYyW8c7SOwKrq2BCD4qHefzaDmELfkqE_U7AOcWJ-81SkFb6Qvc_D6cVRF4kAxEnQRcBtclbroeb_oXbTb-QGwC13jjv_WRYT5LYL-bI/s320/AMI+INFERIOR.png


AMI INFERIOR WITH PRESENCE LBBB
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjZsAL5u7xgjCX7l_u0FYFVgQUn3ZpcifqOwA2B6A2KmxZRYF_ljgHDn2JLARar318p5qnZWsDYX6gJhj9Z97Gs8RM1ntskkoBnc6PRZw21V53DuukZgiPrcybBbqmiGN2W1lvlWlV4IYcJ/s320/Inferior+AMI.jpg



PENINGKATAN ENZYM JANTUNG
ENZYM
MENINGKAT
PUNCAK
NORMAL
CKMB
6 JAM
24 JAM
36 – 48 JAM
SGOT
6 – 8 JAM
48 – 72 JAM
48 – 96 JAM
LDH
24 JAM
48 – 72 JAM
7 – 10 HARI
TROPONIN T / I
3 JAM
12 – 24 JAM
2 – 4 HARI







LOKASI :

Bila terjadi kelainan di lead II, III, aVF                    : Inferior
Bila terjadi kelainan di lead V1 – V6                       : Anterior
Bila terjadi kelainan di lead  I, aVL                         : Lateral Tinggi / High Lateral.
Bila di terjadi kelainan di lead V9 – V12                : Posterior
  

Itulah sekilas mengenai panduan praktis membaca EKG, ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Interprestasi EKG

Selamat belajar, sukses untuk kita semua, dan itu semua kita lakukan semata - mata untuk menolong saudara saudara kita yg membutuhkan pertolongan kita


Dr. Citam Wiyono, PhDQI, MMC










































































WIYONO
PEDOMAN PRAKTIS
MEMBACA EKG


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhp4ntG757FMNVAwMjA1G5DoAaETNEbvzbqyV86Ai1jp6E7NgQjxyAb6OApvgb9Ar5atIVn6l2z8iAs-qfjrDppbZQWeLoYBAeyyshaWwzhyvdoselz5d0c_IzkDke0b2cyUrwY52TcUrAY/s1600/gelombang+norm.png
ARROYYAN INSTITUTE
2011

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pedoman Praktis Membaca EKG ELEKTROKARDIOGRAFIE"

Post a Comment