PILOT PROJECT PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN SMA N 4 SURAKARTA

PILOT PROJECT
PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN
SMA N 4 SURAKARTA


I.                   PENDAHULUAN
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia dimana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut.
Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia, pendidikan memegang peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Tetapi pada kenyataannya upaya pemerintah tersebut belum cukup berarti dalam meningkatkan kuailtas pendidikan. Salah satu indikator kekurang berhasilan ini ditunjukkan antara lain dengan NEM siswa untuk berbagai bidang studi pada jenjang SLTP dan SLTA yang tidak memperlihatkan kenaikan yang berarti bahkan boleh dikatakan konstan dari tahun ke tahun, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah yang relatif sangat kecil.
Ada dua faktor yang dapat menjelaskan mengapa upaya perbaikan mutu pendidikan selama ini kurang atau tidak berhasil. Pertama strategi pembangunan pendidikan selama ini lebih bersifat input oriented. Strategi yang demikian lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana semua input pendidikan telah dipenuhi, seperti penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, pelatihan guru dan tenaga kependidikan lainnya, maka secara otomatis lembaga pendidikan ( sekolah) akan dapat menghasilkan output (keluaran) yang bermutu sebagai mana yang diharapkan. Ternyata strategi input-output yang diperkenalkan oleh teori education production function (Hanushek, 1979,1981) tidak berfungsi sepenuhnya di lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya terjadi dalam institusi ekonomi dan industri.
Kedua, pengelolaan pendidikan selama ini lebih bersifat macro-oriented, diatur oleh jajaran birokrasi di tingkat pusat. Akibatnya, banyak faktor yang diproyeksikan di tingkat makro (pusat) tidak terjadi atau tidak berjalan sebagaimana mestinya di tingkat mikro (sekolah). Atau dengan singkat dapat dikatakan bahwa komleksitasnya cakupan permasalahan pendidikan, seringkali tidak dapat terpikirkan secara utuh dan akurat oleh birokrasi pusat.
Diskusi tersebut memberikan pemahaman kepada kita bahwa pembangunan pendidikan bukan hanya terfokus pada penyediaan faktor input pendidikan tetapi juga harus lebih memperhatikan faktor proses pendidikan..Input pendidikan merupakan hal yang mutlak harus ada dalam batas - batas tertentu tetapi tidak menjadi jaminan dapat secara otomatis meningkatkan mutu pendidikan (school resources are necessary but not sufficient condition to improve student achievement). Disamping itu mengingat sekolah sebagai unit pelaksana pendidikan formal terdepan dengan berbagai keragaman potensi anak didik yang memerlukan layanan pendidikan yang beragam, kondisi lingkungan yang berbeda satu dengan lainnya, maka sekolah harus dinamis dan kreatif dalam melaksanakan perannya untuk mengupayakan peningkatan kualitas/mutu pendidikan. hal ini akan dapat dilaksanakan jika sekolah dengan berbagai keragamannya itu, diberikan kepercayaan untuk mengatur dan mengurus dirinya sendiri sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan anak didiknya. Walaupun demikian, agar mutu tetap terjaga dan agar proses peningkatan mutu tetap terkontrol, maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara secara nasional untuk dijadikan indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu tersebut (adanya benchmarking). Pemikiran ini telah mendorong munculnya pendekatan baru, yakni pengelolaan peningkatan mutu pendidikan di masa mendatang harus berbasis sekolah sebagai institusi paling depan dalam kegiatan pendidikan. Pendekatan ini, kemudian dikenal dengan manajemen peningkatan mutu pendidikan berbasis sekolah (School Based Quality Management) atau dalam nuansa yang lebih bersifat pembangunan (developmental) disebut School Based Quality Improvement.
Konsep yang menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing - masing ini, berkembang didasarkan kepada suatu keinginan pemberian kemandirian kepada sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. Sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijakan makro pendidikan serta memahami kindisi lingkunganya (kelebihan dan kekurangannya) untuk kemudian melaui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya ke dalam kebijakan mikro dalam bentuk program - program prioritas yang harus dilaksanakan dan dievaluasi oleh sekolah yang bersangkutan sesuai dengan visi dan misinya masing - masing. Sekolah harus menentukan target mutu untuk tahun berikutnya. Dengan demikian sekolah secara mendiri tetapi masih dalam kerangka acuan kebijakan nasional dan ditunjang dengan penyediaan input yang memadai, memiliki tanggung jawab terhadap pengembangan sumber daya yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan belajar siswa dan masyarakat.

II.                 MAKSUD DAN TUJUAN
1.    Memberikan motivasi belajar dalam bentuk workshop dan Achifment Motivation Training bertema srategi jitu untuk mendapatkan presasi maksimal.
2.    Pemberian bimbingan rutin berkelanjutan, berkelompok dengan memanfaatkan sarana, prasarana yang ada termasuk media internet yang efektif.
3.    Pembimbingan menyongsong SNMPTN 2012

III.              TARGET DAN SASARAN
1.    Membantu memberikan motivasi belajar bagi siswa yang berprestasi kurang untuk meningkatkan kemampuan sehingga mampu bersaing.
2.    Meningkatkan prestasi dan kempuan menganalisis sehingga diterima di PTN.
3.    Sasaran awal siswa SMAN 4 Surakarta yang berprestasi kurang berdasarkan hasil-hasil tryout di SMA N 4 Surakarta.
4.    Sasaran akhir seluruh siswa SMAN 4 Surakarta.

IV.              DESKRIPSI, PELAKSANA DAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1.    Workshop dan AMT
a.    Tema                                : Srategi Jitu untuk mencapai prestasi belajar   maksimal
b.    Hari dan tanggal             : dalam konfirmasi
c.    Waktu                               : 08.00 – 12.00 WIB
d.    Tempat                             : Aula SMAN 4 Surakarta
e.    Pembicara                       :1. Kepala SMAN 4 Surakarta
                                             2.Citam Wiyono, Sked, PhDQI,MolMedC

2.    Bimbingan Rutin, berkelanjutan menjelang UN 2012
a.    Bimbingan dilaksanakan dengan melibatkan siswa lainnya, guru dan alumni
b.    Tiap kelompok terdiri 6 – 8 siswa dengan 1 orang sebagai ketua,1 siswa pendamping dan 1 guru pendamping.
c.    Waktu bimbingan tiap hari selama 1 – 2 jam sesuai kebutuhan di luar jam belajar sekolah.
d.    Tempat : SMAN 4 Surakarta atau sesuai kesepakatan
e.    Alumni sebagai supervisi tiap minggu sekali atau sesuai kebutuhan.
f.     Mekanisme bimbingan dan penjelasan lainnya pada acara workshop dan AMT

3.    Bimbingan Rutin menjelang SNMPTN 2012
Melanjutkan kegiatan rutin menjelang UN 2012 namun waktu lebih leluasa tergantung kebutuhan.

V.                EVALUASI
a.    Evaluasi I : berdasar hasil tryout selanjutnya dan atau hasil UN 2012.
b.    Evaluasi II : berdasar hasil SNMPTN 2012

VI.              PENUTUP
Semoga pilot project peningkatan kualitas lulusan siswa SMAN 4 Surakarta ini dapat bermanfaat bagi adik-adik di SMAN 4 Surakarta.



                                                                        Surakarta, 3 Maret 2012
Mengetahui                                                  Sreering Comittee
Kepala SMAN 4 Surakarta


                Drs. Unggul                                 Citam Wiyono,Sked,PhDQI,MolMedC

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PILOT PROJECT PENINGKATAN KUALITAS LULUSAN SMA N 4 SURAKARTA"

Post a Comment