PENELITIAN ILMIAH TERHADAP BEKAM, BEKAM SOLUSI ALTERNATIF BAGI KITA

A.   Bekam Menurut Ilmu Kedokteran
Terapi bekam cukup populer di banyak negara Eropa dan Amerika, di perguruan tinggi-perguruan tinggi dan akademi-akademi yang mengajarkan kurikulum pengobatan alternatif dan pengobatan pelengkap, serta di banyak pusat pengobatan dengan berbagai sarananya. Pengobatan bekam menduduki posisi yang menonjol di antara berbagai sarana pengobatan ini, baik dilihat dari sisi pengajaran maupun praktiknya.
Darah bekam adalah darah yang dikeluarkan oleh juru bekam dari tubuh.
Ada beberapa ciri darah bekam ini yang membuat saya tercengang:

1. Teroksidasinya darah tanpa udara (anaerob).
2. Terpisahnya plasma dari darah.
3. Keluarnya plasma saja dari tempat yang dibekam.
4. Jika kita memasang dua gelas untuk menghisap darah, maka bisa saja darah keluar pada gelas yang satu, tetapi tidak bisa keluar sama sekali pada gelas yang satu lagi, padahal keduanya berdampingan.
Perbandingan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Antara Darah yang Berada dalam Pembuluh Darah dengan Darah yang Keluar Karena Bekam:
Para dokter dikejutkan oleh pernyataan ilmuwan Damaskus, Muhammad Amîn Syaikhû dalam artikel ilmiahnya yang luar biasa tentang bekam dan rahasia umum tentang mekanisme kesembuhan yang diperoleh dari praktik bekam terletak pada dibersihkannya tubuh dari darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas tubuh secara sempurna, sehingga tubuh menjadi mangsa empuk bagi berbagai penyakit.
Untuk mengungkap makna kalimat ini “membersihkan tubuh dari darah rusak”, sebuah tim laboratorium telah meneliti darah yang keluar dari titik-titik bekam (yaitu dari tengkuk) secara laboratoris dan mengkomparasikannya dengan darah pembuluh biasa pada sejumlah besar orang yang telah dibekam berdasarkan prinsip-prinsip bekam yang benar, serta darah tersebut dilihat dari hasil penelitian laboratorium darah terhadap darah bekam.
Berdasarkan penelitian itu, terlihat hal-hal sebagai berikut :
1. Bahwa darah bekam mengandung sepersepuluh kadar sel darah putih (lekosit) yang ada di dalam darah biasa. Itu terlihat dalam seluruh kasus yang diteliti, tanpa ada pengecualian. Fakta ini sungguh mencengangkan para dokter!! Sebab, bagaimana darah bisa keluar tanpa disertai keluarnya sel-sel darah putih? Fakta ini menunjukkan bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan unsur-unsur sistem kekebalan.
2. Adapun menyangkut eritrosit (sel darah merah), semua sel darah merah memiliki bentuk yang aneh, artinya sel-sel ter-sebut tidak mampu melakukan aktivitas, di samping juga menghambat sel-sel lain yang masih muda dan aktif.  Ini menunjukkan bahwa proses bekam membuang sel-sel darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi, seraya tetap mempertahankan sel-sel darah putih di dalam tubuh. Sedangkan fashd menyebabkan hilangnya komposisi darah yang bermanfaat bersama sel-sel darah merah yang hendak dibersihkan.
3. Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali (550-1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat besi tersebut dalam pemben-tukan sel-sel muda yang baru.
4. Kandungan sel darah merah maupun sel darah putih dalam darah bekam tinggi sekali. Ini menunjukkan bahwa proses bekam berhasil mengeluarkan semua kotoran, sisa, dan endapan darah sehingga mendorong kembali aktifnya seluruh sistem dan organ tubuh.



B. Pengobatan Bekam Menurut Tinjauan Pengobatan Modern Dan Penelitian Ilmiah
Terapi bekam cukup populer di banyak negara Eropa dan Amerika, di perguruan tinggi-perguruan tinggi dan akademi-akademi yang mengajarkan kurikulum pengobatan alternatif dan pengobatan pelengkap, serta di banyak pusat pengobatan dengan berbagai sarananya. Pengobatan bekam menduduki posisi yang menonjol di antara berbagai sarana pengobatan ini, baik dilihat dari sisi pengajaran maupun praktiknya. Dr. `Abduljawwâd Ash-Shôwî dan beberapa kawan dokternya, pernah melakukan kunjungan ke sejumlah perguruan tinggi dan pusat pengobatan ini, dan ia melihat sendiri banyak penyakit yang berhasil disembuhkan.
Majalah I`jâz `Ilmî, edisi kelima dan keenam, telah mempublikasikan beberapa laporan tentang kunjungan lapangan ini, khususnya di Amerika Serikat.
Beberapa Hasil Penelitian Ilmiah dan Pemeriksaan Klinis Tentang Bekam 
Sejumlah dokter dan peneliti telah mengadakan pemeriksaan medis terhadap banyak pasien, terutama orang-orang yang menderita berbagai penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan metode pengobatan modern yang konvensional. Dr. `Abduljawwâd Ash-Shôwî bersama beberapa kawannya : Dr. Ali Ramadhan (Konsultan Pengobatan Alami di Rumah Sakit Atlet, Kairo), Ust. Dr. Ahmad Abu Yasin (Pakar Pengobatan Bekam), akhirnya diperoleh beberapa hasil kesimpulan terjadinya pemulihan dalam beberapa kasus penyakit.
Beberapa bulan yang lalu, Dr. `Abduljawwâd Ash-Shôwî menghadiri Kongres Internasional tentang Pengobatan Alternatif yang diadakan salah satu rumah sakit militer di wilayah utara Kerajaan Saudi Arabia. Dalam kongres tersebut, Dr. `Ishôm Muqoddam (seorang dokter bedah), menyampaikan sebuah ceramah tentang pengobatan bekam. Ceramah tersebut merupakan hasil penelitian klinis yang mendapat respon positif dari para anggota kongres.
Saya akan mengemukakan beberapa ringkasannya, agar bisa menjadi pengantar sebelum dipublikasikannya beberapa hasil riset lainnya, setelah ini, bila sudah selesai, insyâ’allôh. Dokter yang melakukan riset ini mengobati 70 pasien yang menderita beberapa kelainan dan penyakit yang bermacam-macam, dengan menggunakan metode pengobatan bekam. Dari tujuh puluh orang pasien, 39 pasian (56%) mengalami penyembuhan yang nyata, 30 orang atau 43% mengalami perbaikan kondisi tingkat sedang, sedangkan yang tidak bereaksi apa pun terhadap bekam hanya 1 orang (1% ) saja.
Nabi  telah memilih bekam di antara sekian banyak metode terapi yang populer di lingkungan beliau, menganjurkannya dan menjalaninya sendiri, seraya melarang penggunaan beberapa metode pengobatan lain. Metode pengobatan yang beliau pilih, beliau anjurkan, dan beliau puji ini, berdasarkan bukti ilmiah ternyata memiliki berbagai manfaat, sebagaimana dikabarkan beliau dalam sabda beliau :  “Sesungguhnya, sarana pengobatan yang kalian gunakan, yang paling utama adalah bekam.” 
Nabi  telah memberikan gambaran yang terperinci bagi setiap metode pengobatan mengenai perannya dalam penyembuhan. Beliau menjelaskan dalam sejumlah hadits yang diriwayatkan dari beliau n bahwa metode pengobatan ini mengandung penyembuhan. Khasiat penyembuhannya ini didukung oleh berbagai riset ilmiah, dengan dibentuknya puas-pusat pengobatan yang menjalankan terapi bekam dan dengan adanya beberapa fakultas di perguruan tinggi yang mengajarkannya dan memberikan sertifikat mengenainya di sebagian besar negara maju.
Manusia yang telah menyatakan fakta-fakta kebenaran ini sejak empat belas abad yang lalu, padahal ia tidak memiliki peralatan canggih untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan, di tengah lingkungan yang banyak terjadi perilaku keliru dalam pengobatan, tidak mungkin bisa menyatakan demikian, kecuali bila ia memiliki hubungan dengan wahyu ilahi.” Sampai di sini ucapan Dr. `Abduljawwâd Ash-Shôwî.
Allah  berfirman :
 “Ia tidak berbicara berdasarkan hawa nafsu. Pembicaraannya itu tidak lain merupakan wahyu yang diwahyukan. Ia diajari oleh (Jibrîl) yang sangat kuat.” (An-Najm [53] : 3-5)
Berikut ini beberapa hasil laboratorium yang saya kutip dari buku karya ilmuwan Arab yang tersohor, Muhammad Amin Syaikhu, yang berjudul Ad-Dawa’u ‘l-’Ajib (Obat Ajaib).
Dimana laporan ini dibuat oleh dokter-dokter spesialis terkenal dalam berbagai bidang kedokteran, yang kemudian dihimpun dan diteliti kembali secara medis oleh penulis dan seorang intelektual, ‘Abdul Qodir Yahya, yang terkenal dengan julukan Ad-Dironi.
Laporan Umum Penelitian tentang Pengobatan dengan Metode Bekam Tahun 2001 M, Dibawah konsultan dr. Muhammad Nabil Syarif (Mantan Dekan Fakultas Farmasi) Penelitian dilakukan oleh Tim Laboratorium yang terdiri beberapa ahli dari berbagai Negara :
• dr. Muhammad Nabil Syarif (Dekan Fakultas Farmasi)
• dr. Ahmad Samir Fauri (Ahli Patologi Klinik dan Laboratorium dari Prancis dan Ketua Ikatan Apoteker Syiria)
• dr. Fayiz Hakim (Ahli Patologi Anatomi dan Patologi Klinis, Amerika)
• dr. Muhammad Mahjub Geraudy (Ketua Jurusan Laboratorium Kedokteran Universitas Damaskus)
• dr. Muhammad Fuad Jabashini (Ahli Patologi Klinis dan Laboratorium Prancis)
• dr. Sa’d Yaqub (Ahli Farmasi Rumah Sakit dan Ketua Organisasi Pengiriman Obat D.D.S dari Prancis)
Juga tim kedokteran yang terdiri dari beberapa personal sebagai berikut :
• dr. Ahmad Tikriti (Dosen Ahli Bedah Jantung, Universitas Damaskus)
• dr. Abdul Malik Syalani (Dosen Penyakit Saraf, Universitas Damaskus)
• dr. Muhyidin Sa’udi (Dosen Pengobatan Kanker dan Tumor, Universitas Damaskus)
• dr. Abdul Ghoni ‘Arofah (Ketua Komite Anti TBC dan Penyakit Seksual Syiria)
• dr. Akrom Hajar (Dosen Penyakit THT serta Bedah Kepala dan Leher, Universitas Damaskus)
• dr. Marwan Zahro (Kepala Jurusan Bedah Saraf, Rumah Sakit Tasyrin)
• dr. Abdul Lathif Yasin (Dosen Tamu Fakultas Kebidanan London)
• dr. Haitsam Habal (Dosen Penyakit dan Bedah Mata Universitas Damaskus)
• dr. Ahmad Afif Faur (Kepala Bagian Tumor Rumah Sakit Ibnu Rusyd)
• dr. Amin Sulaiman (Dosen Hematologi Universitas Damaskus)
• dr. Abdulloh Makki Al-Katani (Konsultan Bedah Umum dari Jerman)
• dr. Tholal Habusy (Dosen Bedah Mata Universitas Al-Ba’ts)
• dr. Ahmad Ghiyats Jabqoji (Dosen Penyakit Saraf Universitas Istambul)
Penelitian ini dilakukan berdasarkan metodologi ilmiah yang disimpulkan oleh intelektual besar Arab, Muhammad Amin Syaikhu, dari hadits-hadist Nabi yang mulia, yang dilakukan dengan kriteria :
(1). Pagi hari sebelum seseorang mengkonsumsi makanan apapun.
(2). Di musim semi dan selama bulan april dan Mei pada paruh kedua (pertengahan) bulan Qomariah (kalender Hijriyah;ed)
(3). Usia di atas 20 tahun untuk pria dan setelah menopause untuk wanita.
Penelitian dilakukan terhadap 300 kasus, dengan hasil penelitian sebagai berikut :
• Kasus tekanan darah tinggi (hipertensi), tekanan darah turun hingga mencapai batas normal.
• Dalam kasus tekanan darah rendah (hipotensi), tekanan darah naik hingga mencapai batas normal
• Garis Irama jantung pada EKG menunjukkan perbaikan besar dan kembali kepada konsisi normal dalam irama yang teratur.
• Penurunan kecepatan aliran darah hinga batas normal
• Jumlah sel darah merah (eritrosit) menjadi normal
• Dalam kasus polisitemia (Kelainan dimana kadar Hb darah diatas normal, misal 17,5 g/100 ml) Kadar Hb (Hemoglobin) turun sampai pada batas normal (12-14 g/100 ml – penerj)
• Dalam kasus penurunan kadar hemoglobin (Anemia), Kadar Hemoglobin naik sampai normal yang ditandai dengan aktivitas tubuh dan perkembangan kemampuannya dalam memproduksi sel darah merah secara normal, selanjutnya meningkatkan aktivitas dan efektivitas transfer oksigen melaluinya.
• Jumlah sel darah putih (lekosit) meningkat dalam 60% kasus dan masih dalam batas normal.
• Jumlah sel darah putih pada penyakit paru-paru meningkat 71,4% pada beberapa kasus. Ini menunjukkan kesembuhan yang cepat bagi para pengidap rheumatism dan infeksi kronis setelah adanya pembekaman.
• Jumlah polimorfonuklear (PMN) meningkat dalam batas normal dalam 100% kasus penyakit paru-paru.
• Jumlah polimorfonuklear (PMN) menurun hingga batas normal.
• Jumlah enzim hati turun pada gangguan liver dalam 76,9% kasus dan hal itu masih dalam batas wajar.
• Jumlah seruloplasmin naik dalam 50,6% kasus.
• Jumlah seruloplasmin naik hingga batas normal dalam 100% kasus kekurangan dari batas normal.
• Jumlah seruloplasmin turun hingga batas normal dalam 10% kasus kelebihan dan dari batas normal.
Ket :
Seruloplasmin adalah protein pengangkut tembaga. Salahsatu sebab disfungsi hati yang jarang adalah penyakit Wilson atau degenerasi hepatolentikular, yakni penyakit genetik yang ditandai oleh penimbunan tembaga di hati, mata dan organ lain.
• Kadar gula darah pada 83,75% kasus turun, sedangkan sisanya tetap pada batas wajar.
• Kadar gula darah turun pada para pengidap kencing manis dalam 92,5% kasus.
• Jumlah sel darah merah (eritrosit) maupun sel darah putih dalam darah turun dalam 66,66% kasus sedangkan Jumlah sel darah merah meupun sel darah putih naik dalam darah bekam pada semua kasus
• Jumlah sel darah merah dan sel darah putih turun pada 78,47% kasus
• Jumlah asam urat darah turun pada 66,66% kasus
• Jumlah asam urat darah turun pada 83,68% kasus
• Jumlah asam urat darah turun pada 50,7% kasus
• Jumalh asam urat darah turun pada 80% kasus
• Enzim hati SGPT turun pada 80% kasus, dimana SGPT menunjukkan aktivitas liver.
• Enzim SGOT turun pada 80% kasus, ini menunjukkan perbaikan yang terlihat pada irama jantung.
• Enzim hati turun pada 62,85% kasus
• Kadar enzim Amilase darah turun dalam 54,9% kasus
Ket :
Amilase adalah enzim cerna yang memecahkan zat pati (Amilum) menjadi molekul-molekul karbohidrat yang lebih kecil sehingga dapat diserap. Sel yang mempunyai aktivitas amylase dan bermakna secara fisiologis dan diagnosis adalah kelenjar ludah dan pancreas. Amilase dalam serum meningkat pada radang pancreas (Pankreatitis Akut), Pseudokista dalam pancreas, pemberian morfin, karsinoma pancreas, gondongan (parotitis), dll.
• Kadar Albumin dalam darah turun dalam 100% kasus sampai pada batas normal.
• Kadar kolesterol dalam darah turun dalam 81,9% kasus.
• Kadar kolesterol dalam darah turun pada 75% kasus
• Kadar lemak Trigliserida turun dalam 75% kasus
• Ion-ion K dan Na kembali pada kadar normalnya dalam 90% kasus
Ket :
-> Kalium (K) mempengaruhi beberapa organ tubuh utama, termasuk jantung.Tingkat kalium dapat meningkat akibat gagal ginjal, dan dapat tidak normal akibat muntah atau diare.
-> Natrium (Na) menunjukkan keseimbangan gula dan air. Natrium juga menunjukkan baik-buruknya kerja ginjal dan kelenjar adrenal kita. Umumnya, tingkat natrium yang tidak normal dalam darah menunjukkan volume darah yang terlalu rendah (akibat dehidrasi) atau terlalu tinggi. Keadaan ini juga bisa terjadi jika jantung tidak memompa darah sebagaimana mestinya.
• Ion-ion Ca kembali normal dalam 90% kasus
Ket :
Kalsium (Ca), adalah bagian utama dari tulang dan gigi. Kalsium juga dibutuhkan agar saraf dan otot bekerja dengan baik, serta untuk reaksi kimia dalam sel. Tubuh kita mengatur jumlah kalsium dalam darah. Namun tingkat protein dalam darah dapat mempengaruhi hasil tes kalsium (lihat albumin di bawah).
• Seluruh sel darah merah dalam darah bekam dari daerah tengkuk (Titik Kaahil) berbentuk aneh : Hypochromasia, Burr, Target, Crenated, Spherocytes, Poicilocytes, Shistocytes, Teardropcelles, Acanthocytes.
Ket :
-> Burr cells (Acanthocyte) ; eritrosit yang berduri-duri pada permukaannya, terdapat pada DIC, kelainan metabolisme lemak, sirosis hati alcohol, uremia, MAHA (microangiophatic hemolytic anemia).
-> Sel target ; Leptosit adalah eritrosit yang lebih tipis dari normal dan bagian tengahnya menebal, sehingga setelah dicat dengan pewarna akan tampak dari atas seperti papan target penahan (sel target); terdapat pada Hb C, thalassemia dan Anemia Defisiensi Besi.
-> Spherocytes ; eritrosit yang lebih bulat sehingga tampak tercat lebih kuat, terdapat pada sferositosis (Anemia sferositik), pada sindrom thalassemia. Sferosit sering berukuran lebih kecil dari normal (mikrosferosit), tedapat pada autoimmune hemolytic anemia (AIHA) tipe hangat (warm), hemolytic disease of the newborn (HDN) karena inkompatibilitas ABO.
• Bentuk eritrosit dalam darah bekam semuanya tidak normal
• Jumlah sel darah putih di darah bekam hanya 10% dari jumlah sel-sel darah putih yang ada di pembuluh darah, ini menunjukkan bahwa bekam tetap menjaga unsur-unsur kekebalan (imunitas) tubuh.
• Kenaikan kadar besi dalam darah pada batas normal pada 66 % kasus
Ket :
Kadar besi dalam serum yang rendah terjadi pada kasus defisiensi akibat perdarahan menahun, melahirkan, sindrom nefrotik, infeksi menahun, metastasis kanker, dan intake makanan yang kurang. Sedangkan kadar besi meningkat karena hemokhromatosis, hemosiderosis, anemia hemolitik, thalasemia, intoksikasi timbal, hepatitis akut, dll.
• Faktor IV, yaitu kalsium yang berperan dalam pembekuan darah sangat tinggi, berkisar antara 411-1057, sementara di dalam pembuluh darah berkisar antara 250-400. Ini menunjukkan bahwa adanya sesuatu yang otomatis mencegah keluarnya besi dari celah-celah bekam dan mempertahankannya di dalam tubuh agar berperan dalam pembentukan sel-sel baru, dan hal ini dibarengi dengan meningkatnya aktivitas proses penyerapan besi dari usus.
Ket :
Faktor IV atau ion kalsium, diperlukan untuk aktivasi factor IX, untuk membantu aktivasi factor X oleh kompleks IXa-VIII-fosfolifid, membantu perubahan protrombin menjadi thrombin oleh factor Xa dan untuk polimerisasi monomer fibrin. Untuk pembekuan, baik in vivo maupun in vitro, sedikitnya diperlukan kalsium sebanyak 2,5 mg/dl.
• CPK (Creatine Phosphokinase) turun dalam 66,66% kasus dan menjadi normal dalam 92,4% kasus
Keterangan :
CPK atau kreatinekinase mengkatalisis pertukaran fosfat secara reversible antara kreatin dan ATP (Adenosinetrifosfat), ia berperan penting dalam menyimpan dan melepaskan energy dalam sel terutama dalam otot bergaris, otot jantung dan dalam jumlah kecil dalam otak. Kadar CPK dalam serum darah meningkat signifikan setelah terjadi kerusakan otot, seperti pada kasus Dsytrophia muscularis Duchenne, Polimiositis, Infark Miokard, dll.
• LDH (Laktat dehidrogenase) menjadi normal pada 93,75 % kasus.
Ket : Banyak jaringan mengandung LDH yang berfungsi mengkatalisis perubahan reversible laktat ke piruvat. Kadar LDH meningkat signifikan pada Anemia megaloblastik, Metastasis Karsinoma khususnya ke hati, Syok dan Hipoksia, Hepatitis, Infark Ginjal, Infark Miokard, dll.

Hasil-hasil penelitian diatas sungguh mencengangkan, mencerminkan banyak kondisi kesembuhan yang luar biasa.
Semua itu merupakan bukti keagunan ilmu Nabi dan mukjizat besar yang dibawa oleh “guru pertama”, Rosulullah Muhammad Shallaahu ‘alaihi wasallam, yang kemudian disampaikan kepada kita oleh ilmuwan besar Arab, Muhammad Amin Syaikhu.
Sumber :
Aiman bin ‘Abdul Fattah, KEAJAIBAN THIBBUN NABAWI : Bukti Ilmiah dan Rahasia Kesembuhan dalam Pengobatan Nabawi (Judul Asli : Asy-Syifa’ min Wahyi Khotami ‘l-Anbiya), Penerbit Daaru ‘sh-Shohifah.
dengan sedikit tambahan keterangan dari dr.Abu Hana untuk memperjelas hasil laboratorium
Hasil penelotian lainnya oleh Dr. Saad A. AL-Saedi , Medicine College, Departement Pediatric, Molecular Aspects of Cupping Therapy: Relationship to Immune Functions in Patients with Chronic HCV Infection (Phase two)
Dr. Saad A. Al-Saedi, Hubungan antara fungsi Imun pada pasien dengan infeksi Hepatitis C Kronik
Ringkasan Penelitiannya :
¡In the periodic report submitted for this study, results comparing HCV patients undergoing repeated cupping with control persons were presented to demonstrate the effect of cupping on CBC, liver functions and immune response. However, in this part of the study the objectives have been achieved by studying the effect of repeated cupping on the same measures as well as measuring the effect of cupping on MDA, IL-1β, and cAMP. The results of this study showed significant improvement in liver enzymes (namely ALT) following repeated cupping, and also in reducing the free radical MDA as well as cAMP, both of which are incriminated in pathological liver changes accompanying HCV infection. On the other hand, results showed the effect of repeated cupping on increasing IL-1β which triggers the cascade of immunostimulation secondary to inflammations, by activating T-lymphocytes and B-cells together with activating adhesion molecules and other cytokines. Results showed also continued increase in platelet count upon repeated cupping. Although no significant change in WBC count was observed, lymphocytic count was increased even above control levels, which might reflect improved immune system secondary to the observed reduction in viral load. Cupping also increased hemoglobin levels around the control values. And, lastly, repeated cupping was associated with significant reduction in viral load of HCV RNA using PCR technique. Taken together, the present results showed a significant increase in the immune response after repeated cupping and subsequently a significant reduction in virus replication in the blood samples taken from these patients.
Terjemah dari kalimat cetak miring : Diambil secara bersamaan (dari penelitian tersebut ), kondisi yang ada menunjukkan peningkatan secara signifikan dalam respon kekebalan tubuh setelah pembekaman berulang dan kemudian pengurangan secara signifikan dalam replikasi virus dalam contoh darah yang diambil dari pasien-pasien [31]

C. Bekam di Dunia Barat
Seiring dengan bertambahnya pasien yang dengan izin Allah Ta’ala sembuh dan terbebas dari penyakitnya melalui bekam maka semakin banyak pula bermunculan Terapis Hijamah dari “Barat” yang menggunakan metode Cupping Therapy maupun metode Lintah (Leech Therapy) untuk mengobati berbagai macam penyakit, mereka juga menuliskannya dalam berbagai artikel, buku dan publikasi lainnya:[32]
  • Alexis Black : Ancient Chinese technique of cupping offers pain relief without drugs or surgery (http://www.naturalnews.com/020253.html)
  • Anita J. Shannon, LMBT : Massage Cupping Therapy for Health Care Professionals (http://www.massagetoday.com/archives/20…)
  • Celebs Paltrow and Spears “Stuck” on Ancient Chinese Art of Cupping (http://www.free-press-release.com/news/200704/1177612286.html)
  • Dr. Nishi Joshi menggunakan akupuntur dan bekam untuk menangani kanker payudara dari artis Kylie Minogue serta menterapi Cate Blanchett dan Kate Moss.
  • Dr. S. Tamer : Cupping Therapy Beneficial in Treating Numerous Diseases (http://www.naturalnews.com/022727.html)
  • Dr. Petra Zizenbacher dari Vienna, Austria, ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode Cupping dan Lintah (Leech Therapy) dan salahsatu pasien langganannya yang terkenal adalah artis Demi Moore dan Gwyneth Paltrow sebagaimana Britney Spears yang juga pernah di bekam.
  • Hennawy M (2004). Cupping therapy and Infertility. Available at http://www.obgyn.net/english/pubs/features/presentations/hennawy15/280,1 Cupping Therapy and Infertility. Accessed December 2004.
  • Ilkay Zihni Chirali : Cupping Therapy (http://www.cuppingtherapy.co.uk/19103.html)
  • Kohler D (1990) : The Connective Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in Cupping Therapeutic Method
  • L.M. Thama, H.P. Leea,b,_, C. Lua : Cupping: From a biomechanical perspective (Journal of Biomechanics) June 2005 (http://www.elsevier.com/locate/jbiomech)
  • Longsdale, I. (2005) Manager of The Spa at County Hotel, London. Discussion re. ‘the use of cupping therapy in Eastern Europe’
  • Michael Reed Gach,Ph.D seorang pendiri dan Direktur Institute Acupressure dari Berkeley, California dengan bukunya Acupressure’s Potent Points, a Guide to Self Care for Common Ailments (http://Acupressure.com)
  • Michalsen A, Klotz S, Ludtke R, Moebus S, Spahn G, Dobos GJ (2003) . Effectiveness of leech therapy in osteoarthritis of the knee: a randomized, controlled trial. Ann Intern Med. 2003 Nov 4;139(9):724-30
  • Subhuti Dharmananda, Ph.D. Director, Institute for Traditional Medicine, Portland, Oregon : Cupping. (http://www.itmonline.org/arts/cupping.htm)
  • Thomas W. Anderson (1985) : 100 Diseases Treated by Cupping Method
  • What Caused Gwyneth’s Spots (http://news.bbc.co.uk/1/hi/health/38794…)
  • Destur Purnama Jati (http://nurse-id.blogspot.com)



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "PENELITIAN ILMIAH TERHADAP BEKAM, BEKAM SOLUSI ALTERNATIF BAGI KITA"

Post a Comment